Persebaran hutan hujan tropis
Hutan tropis
terdistribusi di daerah ekuator dan sub-ekuator
Curah hujan
di hutan hujan tropis (tropical rain
forest) cenderung konstant setiap tahunnya, yaitu sekitar 200-400 cm per
tahun. Sementara di hutan kering tropis (tropical
dry forest), curah hujan sangat bergantung pada musim. Rata-rata sekitar
150-200 cm per tahun (musim kering selama enam atau tujuh bulan setahun).
Salah satu hutan hujan tropis di Costa Rica
Hutan hujan
tropis disesaki dengan tumbuhan berkayu besar yang membentuk kanopi atau atap hutan, sehingga
tumbuhan-tumbuhan yang lebih rendah bersaing mendapatkan sinar matahari untuk
hidup. Pola ini membuat hutan tropis seperti memiliki “lapisan vertikal”.
Salah satu tumbuhan besar di hutan hujan
Pohon tinggi
yang menonjol menjadi kanopi dan tumbuhan-tumbuhan yang lebih pendek, menjadi
sub kanopi (biasanya terdiri dari satu atau dua lapis). Sementara di bawah, ada
lapisan semak dan herba. Sementara di pohon-pohon besar, bromeliad dan anggrek
tumbuh melimpah sebagai epifit. Pohon malar hijau yang berdaun lebar juga
dominan di hujan hutan tropis.
Tumbuhan rendah di hutan hujan bersaing mendapat sinar matahari
Di hujan
kering tropis, pohon-pohon menggugurkan daunnya selama musim kering. Bromeliad
dan anggrek tidak sebanyak di hutan hujan tropis. Semak-semak berduri dan
tumbuhan sukulen umum terdapat juga di hutan kering tropis.
Hutan tropis
di bumi adalah habitat bagi jutaan spesies. Kekayaannya melebihi kekayaan
hayati yang ada di bioma manapun. Diperkirakan ada 5-30 juta spesies yang belum
dideskripsikan. Hewan di hutan tropis meliputi amfibi (katak pohon, katak
panah, urodela, salamander pohon dll), reptil (iguana, tokek hutan dll),
burung-burung (burung hantu, rangkok dll), mamalia (harimau, babi hutan dll),
mamalia berkantung (kuskus dll), primata (orangutan, monyet liar dll),
arthropoda dan serangga-serangga.
Namun
kerusakan hutan tropis dewasa ini sudah masuk ke laju yang memprihatinkan.
Deforestasi yang mencengangkan, seperti yang terjadi di Kalimantan Barat, telah
mengancam kehidupan sejumlah spesies eksotis yang belum terdeskripsikan seperti
burung Smoky honeyeater dan lusinan
katak, kupu-kupu dan tumbuhan.
Selain
mengancam kekayaan hayati, perusakan hutan tropis yang parah juga telah merusak
paru-paru dunia, mempercepat global warming, memicu bencana tanah longsor, dan
mengurangi persediaan air tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar